Perundagian: Ekonomi, Teknologi, dan Hasil Budaya Prasejarah

Masa Perundagian, atau sering disebut Zaman Logam, merupakan periode krusial dalam sejarah prasejarah Indonesia dan dunia. Istilah “perundagian” sendiri berasal dari kata “undagi” dalam bahasa Bali, yang berarti orang atau kelompok yang memiliki keahlian khusus. Pada masa ini, manusia purba tidak lagi hanya mengandalkan batu, tetapi mulai menguasai teknologi pengolahan logam, membawa perubahan signifikan dalam aspek ekonomi, teknologi, dan hasil budaya.

Ekonomi yang Semakin Maju:

Pada masa Perundagian, kehidupan ekonomi masyarakat mengalami peningkatan pesat. Manusia sudah tidak hanya bergantung pada bercocok tanam ladang, melainkan telah mengenal teknik bersawah yang lebih intensif. Kemampuan mengelola tanah dan memperhitungkan musim tanam dan panen menunjukkan adanya perencanaan ekonomi yang lebih matang. Hasil pertanian bahkan disimpan untuk masa paceklik atau diperdagangkan.

Kegiatan ekonomi juga meluas hingga ke sektor perdagangan. Logam menjadi komoditas penting, mendorong adanya sistem pertukaran barang antarwilayah, bahkan antarpulau. Perahu bercadik berperan krusial dalam menghubungkan masyarakat dan memfasilitasi perdagangan yang lebih luas, menunjukkan adanya spesialisasi dan pembagian kerja yang semakin kompleks.

Inovasi Teknologi Logam:

Inti dari masa Perundagian adalah penguasaan teknologi logam. Masyarakat telah mampu melebur bijih logam seperti tembaga dan timah untuk menghasilkan perunggu, serta kemudian besi. Dua teknik utama yang digunakan adalah teknik cetak tuang (cire perdue) dan teknik dua setangkup (bivalve). Teknik ini memungkinkan pembuatan alat-alat yang lebih presisi dan beragam.

Teknik cire perdue melibatkan pembuatan model lilin yang dilapisi tanah liat, lalu dipanaskan hingga lilin mencair, menyisakan rongga untuk cetakan. Sementara itu, teknik bivalve menggunakan dua cetakan batu yang ditangkupkan. Meskipun sulit, penguasaan teknik-teknik ini menandai lompatan besar dalam kemampuan teknologi manusia prasejarah.

Hasil Budaya yang Beragam:

Penguasaan teknologi logam melahirkan beragam hasil budaya yang lebih maju dan memiliki nilai seni tinggi. Benda-benda dari perunggu sangat dominan, seperti nekara (tambur besar untuk upacara), moko (mirip nekara namun lebih ramping), kapak perunggu (kapak corong, kapak upacara, tembilangan), bejana perunggu, perhiasan (gelang, cincin, bandul kalung), hingga arca perunggu.